Anjungan Jawa Tengah




Sugeng Rawuh! Jawa Tengah siap menyambutmu untuk menjelajahi aneka keunikannya. Di Anjungan ini, kamu bisa menemukan replika pendopo agung 'Istana Mangkunegaran' Surakarta. Daerah ini diakui sebagai pusat kebudayaan Jawa. Saat kamu mengeksplor lebih jauh, kamu bisa melihat behind the scene ruangan pertunjukan wayang kulit atau disebut sebagai Ringgit.



Menariknya, bangunan pendopo agung tersebut dijuluki sebagai “Joglo Trajumas”. Bentangan atapnya yang luas ditopang oleh 4 Sokoguru (tiang pokok), 12 Soko Penanggap, dan 20 Soko Penitih. Semua ini menimbulkan kesan anggun yang khas Jawa Tengah.



Jawa Tengah terkenal dengan wisata candinya. Bagaimana tidak, Candi Borobudur, Prambanan, Mendut, dan masih banyak lainnya terletak di provinsi ini. Kehadiran candi-candi ini memberikan bukti bahwa agama Hindu dan Budha berkembang pesat di masanya. Nggak hanya itu, sentuhan islami juga terlihat dari berbagai masjid raya yang ada di sini. Misalnya, Masjid Demak konon dibuat oleh para Wali Songo. Masjid ini juga masih terpelihara hingga saat ini demi kamu. Ya, kamu biar tetap mengingat dan tahu akan beragamnya sejarah dan warisan Tanah Air.



Anjungan Jawa Tengah juga mendapat julukan sebagai “Padepokan Jawa Tengah”. Setiap pengunjung yang datang diharapkan bisa pulang dengan membawa pulang bekal kearifal lokal. Nilai-nilai adi luhur semuanya tercermin dalam anjungan ini.



Bangunan lain yang dapat kamu lihat berbentuk rumah adat “Joglo Tajuk Mangkurat”, “Joglo Pengrawit,” Rumah Kudus, dan model rumah berciri “Doro Gepak”. Menariknya, ada pula sebuah panggung terbuka dengan latar sebuah bukit dan bangunan makara.



Bangunan ini terbuat dari batu cadas hitam yang bertuliskan kata Mutiara Ojo Dumeh atau “jangan sok”. Anjuran Ojo Dumeh berarti sebagai manusia, kita harus bisa mengendalikan diri dan tidak sok tahu atau bisa. Justru di saat kita mendapatkan kesuksesan, kita harus tetap tahu diri dan tidak pamer.



TAHUKAH KAMU?



Kota Salatiga di Jawa Tengah diklaim sebagai salah satu kota tertua di Indonesia. Dilansir dari laman resminya, beberapa sumber membenarkan klaim tersebut. Nah, bukti rujukannya adalah prasasti Plumpungan yang mengatakan bahwa kota ini sudah berdiri sejak tahun 750 masehi. Prasasti ini bisa ditemukan di Dukuh Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo.