Wa, wa, wa! Ini adalah ungkapan khas Papua khususnya daerah pegunungan ketika ada tamu yang datang. Tahukah kamu kalau 80% wilayah Papua adalah hutan tropis yang sangat lebat. Hutan dan pegunungan ini adalah rumah dari banyak sekali suku yang masih semi terisolir. Walaupun begitu, warga Papua selalu ramah dan memiliki banyak sekali tradisi dan kebudayaan yang menarik.
Karena memiliki banyak suku, bahasa daerah di Papua sangatlah banyak. Dari kemendikbud, Bahasa di Papua dapat digolongkan kedalam bahasa Melanesia dan diklasifikasikan dalam 31 kelompok bahasa, yaitu : Tobati, Kuimen Sewan, Kauwerawet, Pauwi, Ambai, Turu, Wondama, Roon, Hatam, Arfak, Karon, Kapaur, Waosiran, mimika, Kapauku, Moni, Ingkipilu, Pasecehem, Teliformin, Awin, Mandobo, Auyu, Sohur, Boazi, Klader, Komoron, Jap, Marind-Anim, Jenan dan Serki.
Kamu bisa mengintip indahnya Papua dengan mengunjungi anjungannya di TMII. Di sini, ada replika rumah ‘Kariwari’ dan rumah ‘Honay’. Rumah Kariwari dari suku Tobati-Enggros. Sedangkan rumah Adat Honay dari suku Dani.
Rumah Kariwari adalah rumah ibadah suku Tobati-Enggros yang tinggal di tepi Danau Sentani di Kabupaten Jayapura. Berbentuk piramida segi delapan dengan atap kerucut. Aslinya, rumah Adat ini memiliki atap dari daun sagu.
Kamu juga akan menemukan sebuah danau buatan dengan patung hiu, loh. Ada pula perahu panjang ‘Asmat’ yang panjang dan didayung oleh delapan orang.
Di dalam rumah Kariwari, kamu bisa menemukan aneka kerajinan dan pernak-pernik khas Papua. Misalnya, ada berbagai bentuk patung Asmat, panah beracun, perahu ‘semang’, kerang digunakan sebagai mata uang, kostum perang, kostum upacara kepala suku, ‘koteka’ (berkas penis Papua) dan patung upacara tradisional prosesi pembuatan tato di punggung anak laki-laki yang sudah dewasa.
Kamu bisa belajar cerita dan mitos asal-usul orang papua di semua kamar di rumah Kariwari. Ada lukisan, ukiran, dan patung. Benda-benda seperti tengkorak dan rahang babi, kanguru, kulit kura-kura, taring babi hutan, busur dan anak panah, gelang rotan dan ‘tor’ (sebongkah besar kayu berukir yang digunakan untuk menumbuk lesung selama tarian).
Ada juga peraga hewan khas Papua seperti cuscus, kanguru, berbagai jenis buaya, merpati mahkota, ular berkaki empat atau kadal biru dan burung cendrawasih.
Anjungan ini juga mempunyai bangunan bernama ‘Sili’, sebuah pemukiman suku ‘Dani’ di lembah ‘Baliem’. Ada rumah dengan atap bundar seperti jamur Bernama ‘Honay’ yang untuk pria. Sedangkan untuk Wanita ada ‘Ebey Honay’. Nah, ternyata ada bangunan khusus untuk babi yang diberi nama ‘Wanay Honay’.
TAHUKAH KAMU?
Seniman Asmat akan datang ke anjungan Papua dan memeragakan pembuatan patung ‘Mbis’ pada waktu tertentu. Kamu bisa belajar bagaimana caranya memahat patung Asmat. Hasil karyamu bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh, loh. Selalu pantau jadwal resminya, ya!