Lebih dari sekedar alat bukti pembayaran pengiriman jasa-jasa pos, prangko menjadi wadah untuk mempelajaran sejarah dan kebudayaan suatu bangsa, hingga perkembangan media komunikasi dan teknologi percetakan. Pengetahuan ini juga lah yang bisa Anda dalami di Museum Prangko, yang memamerkan koleksi prangko dari seluruh dunia.
Lahirnya Museum Prangko berawal dari kisah Ibu Tien Soeharto yang mengunjungi pameran perangko PT Pos Indonesia (Persero) pada acara Jambore Pramuka Asia Pasifik ke VI di Cibubur pada bulan Juni 1981. Dari sanalah timbul gagasan untuk membangun Museum Prangko di TMII, yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1983.
Dengan arsitektur yang dihiasi ukiran dan patung bergaya Bali dan Jawa yang menjulang megah di atas tanah seluas 9.590 m2, museum ini terbagi menjadi sayap kanan yang menjadi kantor pengelola dan tempat pertemuan, serta sayap kiri yang menjadi kantor pos tambahan untuk PT Pos Indonesia (Persero). Dua pintu gerbang bangunan Museum Prangko terinspirasi dari model Candi Bentar, yang memisahkan halaman luar dan halaman kompleks bangunan. Di halaman depan, terdapat bola dunia dengan burung merpati yang membawa surat di paruhnya, mencerminkan jangkauan tugas PT Pos Indonesia (Persero) ke seluruh dunia.
Di pintu masuk, pengunjung akan disambut oleh cerita pewayangan, mulai dari wayang Dhuta Dharma pembawa berita yang hadir melalui patung Hanoman, hingga dua lukisan pewayangan Bali oleh Drs. Wayan Sutha S yang menggambarkan sejarah surat-menyurat sebelum kertas dikenal.
Di dalam Museum Prangko, terdapat berbagai ruang penyajian dengan koleksi dan pameran yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya adalah proses pembuatan prangko dan silinder cetak; koleksi prangko dari masa pemerintahan Belanda, Jepang, hingga kemerdekaan RI; prangko dan souvenir sheet ‘cari kenangan’ dari tahun 1950 hingga 1993; prangko berdasarkan periode dan tema; hingga prangko tematik tentang kepramukaan dan olahraga. Tak hanya itu, di ruang penyajian terakhir, terdapat pula pameran yang menggambarkan momen Ibu Tien Soeharto saat menandatangani Sampul Hari Pertama Perangko Internasional ke-VI di Cibubur.