Kopisanangan Kinorikatan!Â
Kekayaan budaya dan alam Kalimantan Tengah tak perlu diragukan lagi. Budayanya memamerkan aneka seni vokal seperti Pantun Seloka, Karungut, Kandan, Mansana, Kalalai Lalai, dan Ngendau, sedangkan penduduknya hidup dalam keberagaman suku seperti Jawa, Banjar, dan Dayak.Â
Anjungan Kalimantan Tengah di TMII membuka pintu ke Rumah Betang yang menyimpan warisan budaya di dalamnya. Sebagai tempat tinggal untuk keluarga Dayak Ngaju, rumah ini terbagi menjadi ruang depan untuk menerima tamu laki-laki dan upacara adat, Karung sebagai ruang keluarga, dan ruangan terbuka Likid untuk pengolahan pagi dan berbagai kegiatan rumah tangga. Atap rumah dihiasi dengan ukiran tombak, daun kalakai sebagai simbol kekuatan dan persatuan, serta lukisan naga dan burung enggang yang dianggap ghoib. Di tengah rumah, berdiri tiang agung (luking adat) dengan ukiran Kaharingan yang jadi kepercayaan suku Dayak.
Rumah Betang juga menampilkan hasil hutan Kalimantan Tengah seperti damar, karet, rotan, dan akar pasak bumi. Senjata tradisional seperti Mandau (pedang khas Kalimantan), tombak, sumpit, dan talawang (perisai) dapat ditemukan, bersama dengan kerajinan batu kecubung dan anyaman.
Ada kisah menarik di balik rakit (mihing) yang digunakan untuk memancing di hulu sungai Kahayan. Peralatan misterius Sangiang ini dipercayai memiliki kekuatan mengumpulkan kekayaan di darat dan ikan di air.Â
Selain Rumah Betang, ada pula dua bangunan pantar Sanggaran, dua tiang (pantar panjang kamelar Dare) yang dianggap sebagai jalan roh menuju surga, dan sandung sebagai tempat menyimpan kerangka orang mati setelah ditimahkan dengan upacara khusus.
TAHUKAH KAMU?
Di sekitar anjungan, terdapat kolam yang menggambarkan sungai dengan sepasang perahu. Dikenal sebagai “Banama Riung Ajung kangkari Rayang“, perahu ini dipercaya sebagai kendaraan bagi roh suci dan Dewa-dewa dalam keyakinan Hindu Kaharingan yang dipeluk oleh suku Dayak di Kalimantan Tengah.