Sugeng Rawuh!
Di anjungan Yogyakarta di TMII, pengunjung, bagaikan seorang sultan, akan disambut oleh dua patung penjaga yaitu Gupolo yang mengiringimu menuju rumah adat Mataram.
Di depan, terdapat Kuncungan untuk menurunkan tamu penting dari kereta kencana yang ditarik oleh kuda. Selanjutnya, Pendopo Agung yang disebut Bangsal Kencono, menjadi tempat menerima tamu dan pentas kesenian. Uniknya, pendopo ini dibangun tanpa dinding dengan empat tiang utama yang diberi nama Soko Guru (Tiang Pokok) serta tiang-tiang pendukung, yang semuanya diukir dengan corak khas Hindu, Buddha dan Islam.
Area tengahnya dinamai Pringgitan yang berasal dari kata Ringit yang artinya wayang kulit. Tak heran, tempat ini menjadi area pementasan wayang kulit dengan ruangan bernama Longkangan yang digunakan penari untuk berlatih. Terakhir, bagian dalam rumah adat ini dinamai Dalem Ageng, yang disebut juga Bangsal Proboyekso.
TAHUKAH KAMU?
Sumbu filosofis Yogyakarta merupakan garis imajiner yang membentang dari Gunung Merapi ke Pantai Parangkusumo. Garis ini menuturkan perjalanan hidup manusia, mulai dari hembusan napas pertama hingga datangnya sang kematian. Garis ini juga melintasi jejak-jejak sejarah yang lain, seperti Panggung Krapyak, Tugu Yogyakarta, dan keraton.