Salama’ to pole di banua malaqbi Sulawesi Barat!
Provinsi ini bertengger di tempat yang amat strategis, membuka gerbang segitiga yang menghubungkan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Timur. Ia bersemayam di kawasan segitiga emas, tempat keajaiban alam dan warisan budaya merentangkan pesona tak terhingga.
Sulawesi Barat adalah tanah di mana kakao, kelapa, dan cengkeh bersemi, sementara hasil emas, batu bara, dan minyak bumi mengalir dengan berlimpah. Di sini, sarung sutra Mandar (saqbe) dan sarung tenun Sekomandi menjadi simbol keindahan yang melambangkan kearifan lokal. Penduduknya, yang terdiri dari suku Mandar, Toraja, Bugis, Makassar, Jawa, dan suku-suku lainnya, membuka pintu hati dengan keramahan yang menyebar ke pelosok daerah.
Masyarakat Sulawesi Barat memiliki semboyan “MELLETE DIATONGANAN” yang artinya berjalan diatas kebenaran. Karena itu, mereka selalu menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Warga Mandar yang menghuni Jazirah Sulawesi Barat menyimpan kisah perjalanan hidup yang unik. Mereka dikenal sebagai pelaut ulung. Tekad dan semangatnya untuk mencapai tujuan tak pernah padam, meskipun dihadapkan pada gelombang besar lautan sekalipun. Ungkapan “Takkalai disombalang dot- ai lele ruppu’ dadi na tuali di luangan” mencerminkan nilai-nilai tinggi yang dijunjung oleh orang Mandar, yaitu kebaikan, kebenaran, dan kemuliaan.
Kecantikan Sulawesi Barat bisa dinikmati di area anjungan TMII, yang menghadirkan pameran rumah adat Mandar (rumah adat Mamuju) dengan bangunan bale (bandara raja) dan model perahu layar (sandeq) yang menjadi simbol khas Sulawesi Barat. Rumah adat ini sering disebut Salassa atau rumah raja, yang dianggap sebagai rumah induk.
Aneka pakaian adat dari berbagai kabupaten di provinsi ini dipamerkan di dalam rumah adatnya. Masuk ke dalam, pengunjung akan diajak untuk menjelajah pengalaman unik pada pesta perkawinan khas Sulawesi Barat. Sebuah pelaminan lengkap dengan sepasang pengantin yang mengenakan baju adat akan menyambutmu di ruangan utama.
Beragam benda budaya khas Sulawesi Barat juga ditampilkan pada lemari-lemari kaca yang berderet di sini. Berbagai kain sarung sutra Mandar, sarung tenun Sekomandi, dan pernak-pernik terpampang dalam keelokannya. Aksesoris dan artefak budaya lainnya juga menghiasi tiang-tiang dalam rumah yang akan membawamu terbenam dalam indahnya budaya Sulawesi Barat.
TAHUKAH KAMU?
Di Jazirah Mandar, terdapat konfederasi 14 Kerajaan yang terdiri 7 Kerajaan di Pesisir dan 7 Kerajaan Dihulu. Fakta ini terungkap melalui temuan artefak dalam maupun artefak luar di bekas Afdeling Mandar. Kerajaan-kerajaan tersebut meliputi Balanipa, Banggae, Pamboang, Sendana, Tappalang, Mamuju, Binuang, Rante Bulahan, Aralie, Mambi, Tabulahan, Matangnga, Bambang, dan Tabang.