Apa ucapan “selamat datang” dalam bahasa daerah Sulawesi Tenggara? Jangan kaget jika jawabannya ada banyak dan berbeda-beda. Bagaimana tidak, hingga kini, terdapat 14 bahasa daerah yang masih digunakan di provinsi yang dikenal akan keramahan hati penduduknya ini. Masyarakatnya sendiri terdiri dari beragam suku, antara lain Tolaki, Buton, Mekongga, Muna, dan Kaba Ena.
Keberagaman di dalamnya sungguhlah menakjubkan, baik dari segi budaya maupun kekayaan alamnya. Di tanah Sulawesi Tenggara yang kaya, kayu besi, miba, jati, dan rotan tumbuh subur, sementara perut buminya memberikan berkah nikel dan aspal. Objek wisata alamnya amat mempesona, dengan destinasi yang mengundang decak kagum seperti Pantai Nirwana, Napabale, Batu Gong, kawasan indah Toli-Toli, taman wisata Watumuhae, air terjun Moramo, Pantai Lapuko, dan pemandian air panas Ulung Golaka.
Anjungan Sulawesi Tenggara di TMII akan membawa pengunjung menggali lebih dalam tentang budaya dan tradisi suku-suku yang mendiaminya. Keberadaan Istana Sultan Buton, yang dikenal sebagai Malige, memanjakan mata dengan kemegahannya. Bangunan ini menarik perhatian karena tidak menggunakan pengikat atau kayu, namun tiap bagiannya saling menyatu dan tetap kuat seperti bangunan pada umumnya.
Lantai pertama Malige menjadi ruang kediaman raja dan permaisurinya, yang dilengkapi dengan ruang makan, ruang tidur, dan ruang tamu di bagian depan. Dalam ruang-ruang ini, dipamerkan pula aneka busana yang menjadi warisan budaya. Jelajahi Sulawesi Tenggara di masa lampau dengan menyaksikan peragaan pakaian kebesaran Sultan Buton dan permaisurinya, Raja Muna, kapitalao (panglima perang), Bonto Balano (menteri besar), pakaian pasi (petugas pengurus benda pusaka keratin), serta pakaian adat dari tiap kabupaten.
Tak lupa, saksikanlah berbagai upacara adat yang kerap dilakukan di anjungan ini, mulai dari perkawinan, motasu atau upacara pembukaan ladang baru, dan berbagai upacara lain yang umumnya diakhiri dengan tarian Molulo. Tarian ini dilakukan dengan bergandengan tangan antara pria dan wanita dalam bentuk lingkaran, yang menyelaraskan gaya dan hentakan kaki mereka sesuai dengan ritme dan dinamika musik. Keindahan seni khas Sulawesi Tenggara ini memunculkan atmosfer hangat dan riang.
TAHUKAH KAMU?
Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO. Di bawah sinar matahari yang merayap ke dasar laut, setidaknya 750 dari total 850 spesies koral di dunia berseliweran, menjadikan tempat ini persembahan alam yang memukau. Tak heran, terumbu karang di dalamnya dicari oleh penjelajah maupun peneliti dari seluruh penjuru dunia.